Selasa, 19 November 2013

TENTANG PRILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

CONTOH KASUS
Sebagai contoh kasus, dalam diskusi kali ini kelompok kami akan mengangkat tema tentang blackberry vs android sebagai acuan (contoh nyata) konsumenisme di masyarakat.
Alasan mengapa kami mengangkat tema ini adalah karena melihat dari sisi melonjaknya permintaan terhadap sebuah alat komunikasi yang bersangkutan dengan persaingan pemasaran. Tidak dipungkiri memang kedua produk tersebut adalah produk yang sedang booming di masyarakat terutama  pada kalangan remaja. Terdapat beberapa perbandingan yang signifikan, mungkin baik di sisi aplikasi maupun sisi kelebihannya untuk membantu proses kegiatan berkomunikasi dengan orang di seluruh penjuru dunia.
Produk Blackberry
Peminat ponsel Blackberry memang sekarang sedang tinggi-tingginya. Produk asal Kanada ini memang terbukti ampuh dalam merebut pasar dunia. Di Indonesia pun ponsel merek ini mampu membuat trend di kalangan masyarakat. Dari kalangan artis, pejabat, bahkan masyarakat biasa pun banyak menjadi pengguna ponsel Blackberry. Tapi dari begitu populernya Blackberry di mata masyarakat, apakah anda tahu kelebihan dan kekurangan ponsel Blackberry? Untuk itu kami ingin menjelaskan apa sebenarnya kelebihan Blackberry dan apa Kelemahannya. Agar kita tidak hanya mengikuti arus, namun biarlah kebutuhan menjadi pertimbangan dalam memutuskan apakah Blackberry benar-benar menjadi kebutuhan dan solusi bagi anda
Produk android
Hadirnya ponsel android di Indonesia mampu menarik banyak minat masyarakat khususnya dikalangan remaja untuk berbondong-bondong mencoba produk baru ini. Karena banyaknya aplikasi di android yang menawarkan sesuatu yang berbeda di banding produk sebelumnya. Biasanya produk ini dipakai oleh kalangan gamers. Android membuat gebrakan baru dengan banyaknya versi dan penambahan aplikasi yang semakin canggih dan diminati. Produk ini diperkirakan bisa di sejajarkan dengan aplikasi yang terdapat di dalam produk Blackberry.
Keunggulan dan kelemahan Blackberry dan Android
  1. Performance
Blackberry : Cepat dan stabil. Namun terkadang sering terjadi phone-hang yang mengharuskan Anda mengeluarkan baterai dari tempatnya dan yang paling merepotkan adalah proses re-boot yang menghabiskan waktu sekitar 3-8 menit.
Android: Sangat cepat. Belum ada keluhan tentang phone-hang yang mengharuskan baterai di keluar secara paksa dari tempatnya, kecuali jika menggganti SIM card. Proses re-boot berlangsung cepat.
     2. Baterai
Blackberry : Umur baterai BB memang luar biasa. Ya, wajar saja karena BB tidak banyak melakukan proses berbagai aplikasi seperti pada Android.
Android : Tergolong boros, terkadang bisa sampai satu hari. Namun harus diingat bahwa ponsel Android memakai baterai untuk banyak hal. Contohnya jika Anda memakai ponsel Android untuk browsing web atau melihat video sampai dengan 1 jam, pastinya membutuhkan daya baterai lebih. Dan, bisakah BlackBerry melakukan hal yang sama selama itu?
3. Email
Blackberry : Email pada BB memang menjadi andalan RIM. Gmail pada BB pun telah dioptimalkan fungsinya, tapi tentu saja tidak sebaik pada Android.
Android : Apa yang Anda ragukan dari Gmail buatan Google yang dijalankan pada Android yang juga buatan Google?
4. User Interface (UI)
Blackberry : Membosankan.
Android : Anda bahkan tidak akan merasa lelah untuk menjelajah setiap sudut ponsel Android. Dijamin.
5. Web Browsing
Blackberry : Sangat melelahkan karena Anda harus mengakui itu.
Android : Disinilah letak kelebihan Android. Android menjadi pemenang jika dibandingkan dengan semua mobile OS. Jika membandingkan web browsing pada Android dengan Blackberry, seperti siang dan malam saja. Jauh berbeda.
6. Aplikasi
Blackberry : Blackberry memang memiliki segudang aplikasi, tapi di saat yang sama iPhone juga semakin jauh meninggalkan Blackberry. Jadi lebih baik melihat apa yang bisa dilakukan Blackberry untuk menyusul ketertinggalannya di belakang iPhone OS dan Android.
Android : Semakin banyak aplikasi yang dulunya hanya ada di iOS, kini sudah ada versi Android-nya. Pesaing sebenarnya dari Android adalah iPhone, bukan Blackberry
KESIMPULAN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi

Senin, 04 November 2013

Pembelian Yang Berkaitan Dengan Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dananya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Pemasaran wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Alasan mempelajari perilaku konsumen antara lain:
1.      Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
·         Mendesain bauran pemasaran
·         Mensegmen pasar bisnis
·         Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
·         Melaksanakan analisis lingkungan
·         Mengembangkan studi riset pasar
·    Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
·      Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
·         Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
·         Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
Ø  Orientasi konsumen
Ø  Fakta-fakta tentang perilaku manusia
Ø  Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran

Terkait dengan perilaku konsumen, maka terkait pula dengan prinsip 5W + 1H :
1.      Why    : mengapa mendapatkan barang atau jasa tersebut ?
2.      What   : berupa apa barang atau jasa tersebut ?
3.      Who    : siapa yang mendapatkan barang atau jasa itu ?
4.      When   : kapan bisa didapatkan barang atau jasa tersebut ?
5.      Where  : dimana barang atau jasa tersebut bisa didapatkan ?
6.      How     : bagaimana barang atau jasa tersebut didapatkan ?

Berikut adalah contoh kasusnya :
Anggun Maharani, mahasiswa Universitas swasta terkenal di Bekasi dan ia juga bekerja di sebuah bankswasta di Bekasi (Who) ingin membeli (How) laptop (What). Ia ingin membelinya karena mudah untuk dibawa-bawa (Why). Ia berencana membelinya akhir bulan depan setelah menerima gajinya (When) dipusat perdagangan komputer di daerah Mangga Dua (Where). Mempelajari 5W + 1H ini merupakan inti dari perilaku konsumen.

o   Menurut James F.Angel – Roger D.Blackwell – Paul W.Miniard terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1.  Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebutdiatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan serta mempengaruhi perilaku. Kelima foktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3.    Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap danperilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

SUMBER :  http://jenitamerlin.blogspot.com/2013/11/pembelian-yang-berkaitan-dengan_2457.html
Nama : Olivia Tanujaya
Kelas : 3EA10
NPM : 15211466

SEGMENTASI PASAR

Nama : Olivia Tanujaya
Kelas : 3EA10
 NPM : 15211466


BAB I
PENDAHULUAN

Segmentasi Pasar Membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah.
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing :
1.    Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
2.    Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3.    Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4.    Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.


BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1 Definisi Segmentasi Pasar

Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.

Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307.



2.2 Penetapan Target Pasar
Proses mengevaluasi daya tarik tiap-tiap segmen dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.
Mengatur produk supaya dapat menempati posisi pada benak konsumen yang jelas, khas, dan diinginkan secara relatif terhadap produk pesaing.

1.      Menyusun bauran pemasaran tiap-tiap   segmen.
2.      Menyusun penempatan segmen-segmen yang ditargetkan.

Penempatan Posisi di Pasar

3.      Memilih segmen sasaran
4.      Mengevaluasi daya tarik masing-masing Segmen.

Penetapan Target Pasar

5.      Menyusun Profil-profil segmen
6.      Mengenali basis yang digunakan  untuk mensegmentasi pasar.

Segmwntasi Pasar

Langkah-langkah dalam segmentasi, penetapan target dan penempatan posisi.

 

2.3 Tingkatan Segmentasi Pasar


Pemasaran Massal ( Tanpa Segmentasi )

Pemasaran Segmen

Pemasaran Relung

Pemasaran Mikro ( Segmen Penuh )

Pemasaran Massal, yaitu memproduksi secara massal mendistribusikan secara massal, dan mempromosikan secara massal produk yang hampir sama dengan cara yang hampir sama kepada semua konsumen.

Pemasaran Segmen, Memisahkan segmen-segmen yang membentuk suatu pasar dan mengadaptasi tawarannya supaya sesuai dengan kebutuhan satu atau lebih segmen tersebut.

Pemasaran Relung, Memfokuskan diri pada subsegmen atau relung pasar yang memiliki sejumlah cirri bawaan yang khas yang mungkin mencari kombinasi sejumlah manfaat yang khusus.

Pemasaran Mikro, Praktek perancangan produk dan program pemasaran supaya sesuai benar dengan selera individu dan lokasi yang spesifik yang meliputi pemasaran lokal dan pemasaran individual.
-         Pemasaran Lokal, Perancangan merk dan promosi supaya sesuai benar dengan kebutuhan dan keinginan kelompok-kelompok pelanggan local --- kota, pemukiman, bahkan took yang spesifik.
-         Pemasaran Individual, Perancangan produk dan program pemasaran supaya sesuai benar dengan kebutuhan dan preferrensi pelanggan secara individual. Juga dinamakan pemasaran satu per satu ( one to one marketing ), pemasaran yang disesuaikan dengan ( customized marketing )kebutuhan dan pemasaran pasar yang terdiri dari satu orang  ( market of one marketing ).

2.4 Mensegmentasi Pasar Konsumen


-         Segmentasi Geografis, membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, wilayah negara bagian, kabupaten, kota atau pemukiman.
-         Segmentasi Demografis, Upaya membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variable-variabel seperti usia, gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaann, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.
-         Segmentasi Psikografis, Upaya membagi pembeli menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas social, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.
-         Segmentasi Perilaku, Upaya membagi suatu pasar kesejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pengunaan atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk. 

Persyaratan supaya Segmentasi Efektif.

-         Terukur
-         Dapat dijangkau
-         Substansial
-         Dapat dibedakan
-         Dapat dilakukan tindakan tertentu.

2.5 Cara-cara dalam memandang suatu pasar :
1.    Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan.
2.    Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk.

Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung:
1.    Demografi. Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.
2.    Psikografi. Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk.
3.    Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya.

2.6 Penetapan Target Pasar ( Pasar Sasaran )

Pasar Sasaran

Sepwerangkat pembeli yang memiliki kebutuhan dan karakteristik yang sama, yang diputuskan untuk dilayani oleh perusahaan.

1. Mengevaluasi Segmen Pasar
-         Ukuran dan pertumbuhan segmen.
-         Daya tarik structural segmen.
-         Tujuan dan sumber daya perusahaan..                 
2. Memilih Segmen Pasar.
-         Pemasaran tanpa diferensiasi ( Pemasaran massal ).
                     Strategi peliputan pasar dimana perusahaan mungkin memutuskan untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap-tiap segmen pasar, dan masuk ke pasar secara keseluruhan dengan satu tawaran.
-         Pemasaran yang terdiferensiasi.
                     Strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk menetapkan beberapa segmen pasar atau relung pasar dan mendesain tawaran yang terpisah bagi masing-masing segmen.
-         Pemasaran terkonsentrasi.
                     Strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memilih untuk meraih pangsa pasar yang besar pada satu atau beberapa subpasar.
3. Memilih strategi Peliput Pasar.
-         Sumber daya yang dimiliki perusahaan.
-         Tahapan produk dalam daur hidup.
-         Homogenitas Pasar.
-         Strategi pemasaran yang dilakukan pesaing.

Penempatan ( posisioning ) guna mendapatkan  keunggulan bersaing.

Posisi Produk
Merupakan cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan beberapa atribut penting  ( tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen dibandingkan hubungan dengan produk-produk pesaing.

Keunggulan Bersaing
Keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh karena menawarkan kepada konsumen nilai yang lebih besar, baik melalui harga yang lebih murah atau dengan memberikan sejumlah manfaat yang lebih banyak yang dapat dijadikan alasan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi.

Memilih Strategi Penempatan Produk ( Posisioning )
-         Mengidentifikasikan keunggulan bersaing yang mungkin.
-         Memilih Keunggulan pasaing yang tepat.
-         Mengkomunikasikan dan menyampaikan Posisi yang telah dipilih.

2.7 Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1.      Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2.      Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.      Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.      Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5.      Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1.      Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2.      Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3.      Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4.      Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1.      Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2.      Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3.      Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4.      Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

2.8 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

2.9 Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a.    Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b.    Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c.    Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.
2. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
3. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
4. Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas Konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.



SUMBER : http://vanyahrld.blogspot.com/2013/06/makalah-segmentasi-pasar-tugas-softskill.html

MEREVIEW JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DI KOTAMADYA  SURABAYA

 ABSTRACT
The objectives  of the research are to know  the concurrent effects of educational factors  of consumers along  with  the price,  quality, distribution, and  promotion of mineral drinking water towards the consumers’ behavior in purchasing mineral water, and  to identify what factors  have a dominant effect on the consumers’ behavior in purchasing mineral water in Surabaya.
After  an examination of 200 respondents by means of multiple linear  regression method, the  study found that:  (1) Fcount   value  is 34.677, meaning that  it is larger  than  Ftable   (2.14). This  indicates  that   there   are  significant  concurrent  effects   of  educational  factors   of consumers along  with  the price,  quality, distribution, and  promotion of mineral drinking water towards the  consumers’ behavior in purchasing mineral water in Surabaya. Thus, the first hypothesis is accepted. (2) Among the independent variables that were examined, price has a dominant and  significant effect on consumers’ behavior in purchasing mineral drinking water. Thus,  the  second  hypothesis is accepted. (3) Viewed from  the  effects  of individual factors  on  consumers’ behavior in  purchasing mineral drinking water, then: (a) Price  has  a significant effect  of 12.15% on  the  purchase of mineral drinking water. (b) Education and  income  have  a significant effect on  the  purchase of mineral drinking water. (c) Quality, distribution, and  promotion have  a significant but  little  effect on  the purchase of mineral drinking water.
The  findings show  that  price  has  a very  significant effect.  Therefore, companies should take it into first account because there  occurs  a tight  competition among mineral drinking water producers. In addition, the findings suggest that  companies pay  more  attention to educational factors,  income,  quality, distribution and  promotion, since these  factors  could increase the purchasing volume of mineral drinking water.
Keywords: Consumers’ behavior, mineral drinking water


PENDAHULUAN
Perkembangan bidang industri yang  semakin pesat  terutama di kota Surabaya, akan membawa  dampak  yang   cukup  komplek  bagi   lingkungan  perusahaan  sendiri, maupun  lingkungan sekitarnya, di  antaranya  adalah  masalah polusi.   Bila tidak diawasi dengan ketat  mengenai limbah industri tersebut, maka  timbul polusi  baik udara maupun air yang cukup besar.
Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah  berusaha menyediakan dan   memenuhi kebutuhan  air  minum yang  bersih, bebas  polusi,  tetapi  kenyataannya sampai saat ini banyak dijumpai air leideng yang keruh karena masih   banyak perusahaan  membuang limbahnya ke  sungai tanpa diproses lebih dulu.
Melihat   kondisi  ini,  banyak  perusahaan  yang   berusaha  memanfaatkan  peluang untuk  memproduksi  air   minum  yang   benar-benar  bersih,    bebas   polusi    dan menyehatkan dalam bentuk gelas,  botol  dan   galon,   dengan menggunakan merk seperti Aqua,  Club, Total, Ades, Aquase dan Cheer.
Dari   kondisi  tersebut  di   atas,   dan   semakin  tingginya  tingkat  pendidikan  dan kesadaran  masyarakat  terhadap  kesehatan, maka   membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air  mineral. Di  samping itu  konsumen memiliki  kebebasan  dalam  memilih  produk.  Untuk  itu   produsen  memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan  memerlukan informasi tentang  faktor-faktor yang  mempengaruhi  perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk.
Menurut  Essael   (1987:  11)  ada   tiga   faktor   yang   mempengaruhi  pengambilan keputusan   konsumen  yaitu:    (1)   faktor    individual   konsumen   yang    meliputi pendidikan dan  penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategi pemasaran.  Strategi   pemasaran  merupakan  variabel  yang   dapat  dikontrol  oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan  mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah produk, harga,  distribusi dan  promosi.
Perubahan sosial  ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik untuk  kebutuhan primer maupun  sekunder. Perubahan sosial  ekonomi meliputi pendapatan  dan    tingkat  pendidikan   yang    merupakan   karakteristik  pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan  kemampuan membeli  seseorang.  Pendidikan  secara   langsung  berkaitan dengan  kemampuan membeli karena terdapat  korelasi yang  kuat  antara pendidikan dan  pendapatan. Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya  tinggi   mempunyai  pandangan  yang   berbeda  terhadap  alternatif merk dan harga dibandingkan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah.
Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak   terlepas dari  karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya,  mutu dan  harga dari  produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan  berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang  dapat dijangkau oleh  konsumen akan  cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Karakteristik  penjual  akan   mempengaruhi   keputusan   membeli.  Dalam   hal   ini konsumen akan  menilai mengenai  penjual, baik  mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual. Apabila manajer telah  memiliki informasi sejauh  mana   variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh  terhadap  pembelian, maka   manajer dapat  memilih bauran pemasaran  yang   tepat.   Perusahaan  saat   ini   berupaya  untuk  mrngembangkan berbagai  variabel  bauran  pemasaran.  Pertama: dari   segi  produk  manajer terus- menerus  mencari  dan   mengembangkan produk  yang   sesuai   dengan  keinginan konsumen. Kedua: dari  segi  harga,  manajer berusaha menentukan harga  yang  bisa terjangkau  oleh  semua  lapisan  masyarakat. Ketiga: dari   segi  distribusi,  manajer memberikan  pelayanan  sebaik   mungkin,  sehingga mudah  diperoleh  konsumen. Keempat: dari  segi  promosi, manajer bisa  menyampaikan  informasi melalui iklan maupun promosi penjualan.
Berdasarkan  uraian tersebut dapat  disimpulkan, pentingnya analisis   faktor   yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari  suatu produk tertentu.   Untuk   dapat   mengantisipasi   pesatnya   persaingan   yang    dihadapi perusahaan  air  minum  mineral  di  Kotamadya  Surabaya  agar   dapat mempertahankan  eksistensinya, maka  dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana  faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum mineral tersebut.
Dari  uraian latar  belakang, maka  dapat dirumuskan permasalahan sebagai  berikut: (1)   Apakah   faktor-faktor   individual   consumer   yang    terdiri   dari    pendidikan, penghasilan dan  faktor-faktor marketing strategies yang  terdiri dari  harga, kualitas, distribusi dan  promosi secara  bersama-sama mempunyai pengaruh yang  bermakna terhadap  perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air  minum mineral di Kotamadya Surabaya; (2) Di antara faktor-faktor tersebut di atas,  faktor mana  yang mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya.
METODE PENELITIAN
Kerangka konseptual penelitian, lihat Gambar 1.
Berdasarkan rumusan masalah dan  kajian  teoritis   yang  telah  dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka  diajukan beberapa hipotesis: (1) Faktor-faktor pendidikan, penghasilan,   harga,   kualitas,   distribusi   dan    promosi   secara    bersama-sama mempunyai   pengaruh   yang    bermakna   terhadap   perilaku   konsumen   dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya; (2) Faktor  harga merupakan  faktor    yang    dominan   mempengaruhi   perilaku   konsumen   dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya.
X1 = faktor  pendidikan
X2 = faktor  penghasilan
X3 = faktor  harga
X4 = faktor  kualitas
X5 = faktor  distribusi
X6 = faktor  promosi
Y = Perilaku konsumen
Variabel   tergantung (Y) adalah perilaku konsumen dalam pembelian air  minum mineral.
Variabel  bebas  (X) adalah variabel-variabel yang  mempengaruhi perilaku konsumen meliputi: (1) Faktor  pendidikan, (2) penghasilan, (3) harga,  (4) kualitas, (5) distribusi, dan  (6) Promosi.
Variabel   tergantung  yaitu   perilaku  konsumen  (Y)  adalah  berapa  kali   seorang konsumen melakukan pembelian ulang terhadap air  minum mineral, dalam suatu periode waktu tertentu (dalam waktu 3 bulan  terakhir) dalam bentuk galon.
Variabel   bebas   (X)  yaitu   faktor-faktor  yang   mempengaruhi  perilaku  konsumen dalam pembelian air minum mineral, dirinci  menjadi enam  variabel yang meliputi:
1.   Faktor  pendidikan (X1) adalah penilaian terhadap pendidikan dari  responden, yang  indikatornya adalah pendidikan formal  terakhir yang  mereka miliki,  yang dinyatakan dengan skoring menurut Skala Libert.
2.   Faktor  penghasilan (X2) adalah penghasilan bersih  perbulan yang  diterima oleh responden (ayah/ibu) atau  pendapatan pribadi bagi  yang  masih  sendiri (bujang/gadis)  dalam rupiah,  selanjutnya dikelompokkan dalam 5  kelompok penghasilan,  dan   diukur  menurut Skala  Likert.   Lima  kelompok  penghasilan sebagai  berikut:
a.   Rp 500.000 – < Rp 700.000 mendapat nilai 1 b.   Rp 700.000 – < Rp 900.000 mendapat nilai 2
c.   Rp 900.000 – < Rp 1.100.000 mendapat nilai 3
d.   Rp 1.100.000 – < Rp 1.300.000 mendapat nilai 4 e.   lebih dari Rp 1.300.000 mendapat nilai 5
3.   Faktor   harga   (X3)  adalah  tanggapan  responden  terhadap  harga  air   minum mineral dengan indikator:
a.   Pendapat terhadap harga air minum mineral.
b.   Harga menjadi pertimbangan yang menentukan.
4.   Faktor  Kualitas (X4) adalah tanggapan responden terhadap kualitas air  minum mineral yang diukur menurut Skala Likert.
5. Faktor  distribusi (X5) adalah tanggapan responden dalam hal kemudahan memperoleh air minum mineral dengan indikator :
a.   Mudah/tidak proses pembelian yang dilakukan oleh responden. b.   Pelayanan yang diberikan oleh responden.
c.   Jauh/dekat tempat untuk memperoleh air minum mineral
Semuanya diukur menurut Skala Likert.
6.   Faktor  promosi (X6) adalah tanggapan responden terhadap promosi penjualan yang  dilakukan oleh  penjual air  minum mineral, diukur menurut Skala  Likert dengan indikator :
a.   Sikap responden terhadap promosi air minum mineral.
b.   Ingin membeli pada saat mengetahui adanya promosi air minum mineral.
 Populasi penelitian adalah konsumen yang  melakukan konsumsi air minum mineral dalam bentuk galon.
 Metode penarikan ini dinamakan metode Incidental Sampling, yaitu  responden yang kebetulan dijumpai  atau   dapat  dijumpai. Jumlah   responden yang   akan   diambil sebanyak 200 orang.
Jenis sumber data:  (a) Data  primer adalah data  yang  diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan; dan   (b) Data sekunder adalah data  yang diperoleh dari Kantor  Statistik  Jatim.
Cara  mengumpulkan data:  (a) Wawancara, yaitu  mengadakan tanya-jawab dengan responden  maupun  pihak-pihak yang   terkait;   dan   (b)  Kuesioner,  yaitu   dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi  oleh  responden, disini  responden diminta memberikan pendapat atau  jawaban pertanyaan-pertanyaan.
Model   analisis yang  digunakan  dalam penelitian ini  adalah model regresi   linier berganda, yaitu:
Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + e
Keterangan :
Y =  perilaku  konsumen;  B0  =  intersep;  B1   s.d  B6  =  koefisien   regresi   yang   akan   dihitung; X1  = pendidikan; X2  penghasilan; X3 = harga;  X4 = kualitas; X5 = distribusi; X6  = promosi dan e = variabel pengganggu.
Model  analisis  ini  dipilih untuk  mengetahui besarnya pengaruh  variabel-variabel bebas  terhadap perilaku konsumen air  minum mineral baik  secara  bersama-sama maupun secara partial.
Dalam  penggunaan model  analisis  regresi  linier berganda agar dihasilkan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) harus dilakukan evaluasi ekonometri. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model  regresi  linier  berganda sebagai     alat    analisis     telah    memenuhi   beberapa   asumsi   klasik,    yaitu     uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji auto korelasi.
Proses  selanjutnya adalah melakukan pembuktian hipotesis dengan teknik  analisis sebagai  berikut :
1.   Pengujian hipotesis pertama yaitu  regresi  secara Simultan (Uji F)
Uji   simultan  digunakan  untuk   mengetahui  apakah  variabel  bebas   secara bersama-sama berpengaruh  secara   nyata   atau   tidak   terhadap  variabel tidak bebas dengan rumus hipotesis :
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak  menjelaskan variabel tidak  bebas.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak  bebas.
Fhitung dibandingkan dengan Ftabel  pada derajat signifikan 5%. Bila Fhitung  ≥ Ftabel, maka   Ho   ditolak  dan   Ha   diterima.  Ini  menjelaskan  bahwa  variabel  bebas
berpengaruh sangat kuat  terhadap prestasi kerja  karyawan. Bila Fhitung  ≤ Ftabel, maka  Ho diterima dan  Ho ditolak, ini berarti variabel bebas  tidak  berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.
Untuk melihat kemampuan  variabel bebas  dalam menerangkan variabel tidak bebasnya dapat  diketahui dengan melihat koefisien diterminasi berganda (R). Bila   R   mendekati  1,   maka    sumbangan  variabel  bebas   terhadap   variabel tergantung  semakin besar.  Bila  R  mendekati 0  (nol),  berarti sumbangan  dari variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin lemah.
2.   Pengujian hipotesis kedua yaitu  Uji Regresi secara Partial  (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari  masing-masing variabel bebas terhadap tergantung, dengan rumusan hipotesa:
Ho  : βi  = 0, artinya variabel bebas  secara  parsial tidak  mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel tidak  bebas.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas secara  parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel tidak  bebas.
Pengujian  dilakukan   dengan   membandingkan   nilai    thitung    masing-masing variabel bebas dengan t-tabel pada signifikan 5%.
Bila nilai  thitung ≥ ttabel,  maka  Ho ditolak dan  Ha  diterima, berarti variabel bebas memberikan  pengaruh  yang   sangat  kuat   terhadap  prestasi kerja   karyawan.
Sebaliknya jika  thitung  ≤ ttabel,  maka  Ho  diterima dan  Ha  ditolak, berarti secara partial  tidak   memberikan  pengaruh  yang   bermakna  terhadap  prestasi  kerja karyawan.
HASIL DAN  PEMBAHASAN Hasil Analisis Regresi
Untuk mengetahui pengaruh faktor  pendidikan, faktor  penghasilan, faktor  harga, faktor  kualitas, faktor  distribusi dan  faktor  promosi secara  bersama-sama terhadap perilaku  konsumen  air   minum  mineral,  digunakan  analisis   kuantitatif  dengan metode regresi  linier berganda, dan hasilnya dapat dilihat sebagai  berikut :
Image
Hasil persamaan regresi  adalah :
Y = 2,2281 + 0,9824 X1 + 0,7288 X2 – 1,2899 X3 + 0,6920 X4 + 0,8037 X5 + 0,7757 X6.
Berdasarkan Tabel  1, faktor  pendidikan, faktor  penghasilan, faktor  kualitas, faktor distribusi  dan   faktor   promosi  mempunyai  hubungan  positif   dengan  perilaku konsumen, sedangkan faktor  harga mempunyai hubungan negatif  dengan perilaku konsumen.
Hubungan positif  ini  menunjukkan bahwa faktor  pendidikan, faktor  penghasilan, faktor   kualitas,  faktor   distribusi  dan   faktor   promosi  berubah  searah  dengan perubahan perilaku konsumen air minum mineral. Hubungan negatif  menunjukkan bahwa   faktor    harga   berubah   berlawanan   arah    dengan   perubahan   perilaku konsumen air minum mineral.
Dengan membandingkan  antara  t-hitung  masing-masing variabel bebas   ternyata thitung  > ttabel,  berarti variabel-variabel bebas  mempunyai pengaruh yang  bermakna terhadap variabel tergantung.
Sebelum dilakukan  pengujian terhadap  hipotesis yang  diajukan perlu dilakukan evaluasi  ekonometri  terhadap  model   persamaan  regresi   agar   memenuhi  syarat sebagai  Best Linier Un beased Estimator (BLUE).
a. Uji  Multikolinieritas.  Dalam   penelitian  ini   terbukti  tidak   terdapat multikolinieritas, karena koefisien korelasi antara variabel bebas di bawah 0,08.
b.   Uji   Heteroskedastisitas.  Dalam   penelitian  ini,   korelasi  dari   masing-masing variabel bebas dengan variabel residual masih  di bawah 0,80. Jadi bisa ditoleransi dari  model  analisis  regresi  yang  ditemukan ini dapat digunakan untuk estimasi pengambilan keputusan.
c.   Uji Autokorelasi. Dalam  penelitian ini untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi digunakan metode uji Durbin Watson,  diperoleh hasil uji D-W sebesar  1,9970. Ini berarti berada pada daerah tidak   ada  autokorelasi. Dengan demikian melalui evaluasi ekonomitrika telah  terpenuhi tiga syarat asumsi klasik,  sehingga model telah  dapat digunakan untuk melakukan estimasi dengan analisis  regresi  linier berganda terhadap keadaan masa  mendatang dan  masa lalu.
Pengujian Hipotesis I (uji F) atau Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil  perhitungan regresi   berganda, nilai  Fhitung  =  34,67 berarti lebih besar  dari  Ftabel  sebesar  2,14 dengan probabilitas 0,000 < 0,005. Dilihat  dari  besarnya kontribusi seluruh variabel bebas  terhadap variabel tergantung adalah sebesar  (R2)
0,5188 atau  51,88%, ternyata faktor-faktor pendidikan, penghasilan, harga,  kualitas, dan  promosi mempunyai pengaruh yang  bermakna terhadap perilaku konsumen air minum mineral. Ini berarti hipotesis pertama terbukti.
Uji Parsial II (uji t) atau Pengujian Hipotesis Kedua
Dari   keenam  variabel  bebas,   berdasarkan  angka-angka  r2    parsial  mempunyai kontribusi paling  tinggi  adalah variabel harga.  Jadi hipotesis kedua yang  berbunyi harga mempunyai pengaruh yang  dominan terhadap perilaku konsumen telah terbukti.
Pembahasan  Hasil Analisis
1.   Faktor-faktor yang  mempengaruhi  perilaku  konsumen  dalam  pembelian  air  minum mineral
Analisis   hasil   pengujian  hipotesis  menunjukkan  bahwa  variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Ini bisa dilihat dari nilai Fh (34,677) lebih besar dari Ft (= 2,14).
Hubungan  antara  variabel-variabel bebas   terhadap  variabel  tergantung menunjukkan hubungan yang  erat (72,03%). Koefisien  determinasi berganda sebesar 51,88%   menunjukkan  bahwa  perilaku  konsumen  dijelaskan  oleh   pendidikan,
penghasilan,  harga,   kualitas,  distribusi  dan   promosi  sebesar   51,88%.  Sedangkan 48,12% ditentukan oleh variabel diluar model.
Tingginya pengaruh  di  luar   model   karena  benyaknya  sebab   faktor-faktor  yang mempengaruhi   perilaku  konsumen  (pembelian  ulang)   yaitu:   (a)  faktor   sosial, budaya; (b) Faktor  referensi (misal keluarga, teman);  (c) Faktor  psikologis, (motivasi, sikap,  kebudayaan, persepsi); (d) Kepuasan di masa lalu.
2.   Pengaruh masing-masing  faktor yang  mempengaruhi  perilaku konsumen  air minum mineral
a.   Pengaruh pendidikan (X1) terhadap perilaku konsumen
Menurut hasil  perhitungan statistik, ternyata bahwa faktor  pendidikan mempunyai hubungan positif   atau   searah, hal  ini  berarti bila  pendidikan ditingkatkan, maka  perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data  dihasilkan th  = 3,464 lebih  besardari tt  = 1,960. Ini berarti pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan.
Semakin     tinggi     pendidikan    seseorang,   maka     pengetahuan   terhadap kesehatan semakin tinggi,  sehingga mereka cenderung untuk lebih  selektif dalam memilih air minum yang bebas kuman. Hal inilah  mengakibatkan pola pembelian ulang memiliki arah  yang positif terhadap pembelian .
 b.   Pengaruh penghasilan (X2) terhadap perilaku konsumen
Koefisian   regresi   variabel penghasilan  menunjukkan  angka   positif   berarti memiliki hubungan  positif   atau   searah  dengan  perilaku  konsumen  (Y). Artinya   bila    total    penghasilan   responden   meningkat   maka    perilaku konsumen terhadap pembelian air minum mineral juga meningkat. Berdasarkan pengolahan  data,   dihasilkan th   =  3,642  lebih  besar   dari   tt   = (1,960) artinya mempunyai pengaruh yang signifikan.
Semakin   tinggi   tingkat  penghasilan,  akan   cenderung  untuk  membeli air minum mineral kembali, karena daya  beli yang dimiliki cukup tinggi.
c.   Pengaruh harga  (X3) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi  variabel harga menunjukkan angka  positif,  berarti bila harga air  minum mineral menurun, maka  perilaku konsumen (pembelian ulang) terhadap pembelian air minum mineral akan meningkat.
Berdasarkan  pengolahan  data,    dihasilkan  th     =   -5,167   <   tt     =   (-1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan.
Tingkat  persaingan yang  tinggi  antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi air minum mineral dalam galon  (Aqua,  Club,  Ades,  dan  lain- lain)  membuat konsumen sensitif  terhadap harga (perbedaan harga jual  air minum mineral sangat tipis), sehingga bila harga  dinaikkan, maka  konsumen cenderung untuk  berpindah  ke  merk   lain,  artinya  bila  harga  meningkat pembelian ulang menurun.
d.   Pengaruh kualitas (X4) terhadap perilaku konsumen
Koefisien  regresi  dari  variabel kualitas menunjukkan angka  yang  bertanda positif  ini  berarti, bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya   bila    kualitas   ditingkatkan,   maka    perilaku   konsumen   untuk melakukan pembelian air minum mineral juga akan meningkat.
Berdasarkan pengolahan data,   dihasilkan th   =  2,328  lebih  besar  dari  tt   (=1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan.
Air  minum  merupakan  kebutuhan  pokok,   sehingga  kualitas  air   minum mineral  sangat  dipertimbangkan  oleh  konsumen.  Konsumen mempertimbangkan masalah kualitas, karena kualitas air  PDAM  Surabaya rendah.   Oleh    karena   air    merupakan   kebutuhan   pokok    dan    sangat berhubungan dengan kesehatan manusia, maka  kualitas air  minum mineral sangat mempengaruhi keputusan konsumen.
e.   Pengaruh distribusi (X5) terhadap perilaku konsumen
Koefisian  regresi  dari  variabel distribusi sebesar  0,8037. Dengan angka  yang bertanda positif  ini, berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila  distribusi ditingkatkan, dalam arti  perusahaan berusaha untuk memudahkan konsumen agar  air minum mineral dapat dibeli  di mana saja konsumen berada.
Berdasarkan pengolahan data,  dihasilkan th  = 1,992 > tt  = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan.
Semakin  baik distribusi (semakin tersedia air minum mineral di mana-mana), maka  kemudahan untuk mendapatkannya semakin tinggi.  Hal  ini mempengaruhi pembelian air  minum tersebut. Tingginya persaingan yang ada   telah   membuat  perusahaan  yang   memproduksi  air   minum  mineral berusaha   untuk   menyediakan   produknya    sedekat   mungkin   dengan konsumen, sehingga bila suatu merk  air minum mineral tidak  tersedia (sulit mendapatkan) maka  konsumen dengan mudah bisa berpindah ke merk lain.
 f.   Pengaruh promosi (X6) terhadap perilaku konsumen
 Koefisian  regresi  dari  variabel promosi menunjukkan angka  yang  bertanda positif,  ini  berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila  promosi yang  dilakukan oleh  perusahaan  ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk  melakukan pembelian air  minum  mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data,  dihasilkan th  = 2,062 > tt  = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan.
Promosi dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap suatu produk. Promosi yang  baik (menyampaikan keunggulan produk) akan  meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap  produk  tersebut. Hal  ini  mempengaruhi pembelian ulang konsumen.
SIMPULAN  DAN  SARAN Simpulan
Dari  pengolahan dan  analisis   data,  pengujian hipotesis, analisis   dan  pembahasan hasil penelitian, maka  dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai  berikut:
1.   Ternyata  hipotesis  pertama   diterima,  bahwa   perilaku   konsumen   dalam pembelian air minum mineral dipengaruhi secara  bersama-sama dan  bermakna oleh faktor  pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan  promosi. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 34,677 lebih tinggi  dari Ftabel  = 2,14, dengan koefisien korelasi R sebesar  0,7203 dan  koefisien  determinasi ganda (R Squared) sebesar 0,5188.
2.   Hipotesis kedua yaitu  harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral dinyatakan diterima.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang  diambil, maka  selanjutnya dapat diusulkan  beberapa saran   yang   mungkin dapat  dilakukan dan   bermanfaat  bagi industri air minum mineral. Adapun saran  yang diusulkan adalah sebagai  berikut :
1.   Dengan  diketahuinya   faktor    harga  mempunyai   pengaruh   yang    dominan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya, maka  hal  ini  mencerminkan bahwa faktor  harga   merupakan  faktor yang sangat menentukan dalam pembelian air minum mineral. Bertitik tolak dari dari  hasil tersebut, pengusaha hendaknya dalam menaikkan harga,  harus sangat dipertimbangkan akibatnya, karena adanya persaingan ketat  antara pengusaha- pengusaha air minum mineral.
2.   Penghasilan  merupakan  faktor   yang   berpengaruh  signifikan kedua.  setelah harga.   Berdasarkan  hal  ini,  pengusaha  hendaknya  memproduksi  air  minum mineral  sesuai   dengan penghasilan masyarakat, sehingga masyarakat dapat membelinya.
3.   Pendidikan juga  merupakan  faktor   yang   berpengaruh  signifikan. Distributor hendaknya     memperhatikan    pendidikan    konsumennya,   karena    semakin berpendidikan seseorang, maka  pengetahuan tentang kesehatan dalam memilih air minum mineral semakin tinggi.
4.   Kualitas air merupakan faktor  yang  berpengaruh signifikan. Berdasarkan hal ini, pengusaha harus selalu meningkatkan kualitas air minum mineralnya.
5.   Promosi juga merupakan faktor  yang  berpengaruh signifikan. Bertitik  tolak  hasil
ini, pengusaha harus melakukan promosi dengan menggunakan media yang luas seperti Surat  kabar,  Televisi,  maupun media-media cetak  lainnya, sehingga air minum mineral bukan hanya dikenal oleh  masyarakat di  Surabaya, tetapi  juga dikenal oleh masyarakat dari daerah-daerah yang lain.
6.   Distribusi  merupakan  faktor   yang   berpengaruh   signifikan.  Dalam   hal   ini, pengusaha sebaiknya menambah saluran-saluran distribusi dan  meningkatkan pelayanan  yang   lebih   memuaskan   konsumen,  karena  sekarang  kontribusi distribusi sangat kecil yaitu  2,16% terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral.
7. Sehubungan  penelitian  ini  hanya  memperhatikan  enam   faktor   yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, maka sangat perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut  untuk melibatkan lebih banyak faktor-faktor  yang   mempengaruhi  konsumen  dalam  pembelian  air   minum mineral, sehingga  dapat  diketahui  efektivitas faktor-faktor tersebut  terhadap perilaku konsumen.

Sumber : http://abylala.wordpress.com/2013/10/02/mereview-jurnal-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/